Taujih Alumni STP 2 : Ustadz Eki, Al-Hafidz
Suasana di Rumah Quran Kuningan terasa khidmat pada Ahad, 7 September 2025 lalu. Seluruh Santri dari program Tahfidz Preneur 4 berkumpul dengan penuh antusias untuk menyimak taujih (arahan spiritual) yang disampaikan oleh guru kita, Ustadz Eki Al-Hafidz.
Yang istimewa, Ustadz Eki Al-Hafidz sendiri adalah **salah satu alumni kebanggaan dari program Tahfidz Preneur angkatan ke-2**. Saat ini, beliau telah mengabdikan ilmunya dengan mengajar di salah satu pesantren dan SDIT terkemuka di Bogor, menjadi bukti nyata keberhasilan program yang kami jalankan.
Dalam kesempatan yang berharga tersebut, Ustadz Eki mengingatkan kembali tentang pondasi utama yang harus dimiliki oleh setiap penuntut ilmu, khususnya para penghafal Al-Quran. Beliau menyampaikan empat nasehat emas yang diwariskan dari seorang ulama besar dari generasi tabi'in, Imam As-Sya'bi.

Ustadz Eki Al-Hafidz, alumni Tahfidz Preneur 4, saat menyampaikan nasehat kepada para santri.
4 Nasehat Emas Imam As-Sya'bi untuk Penuntut Ilmu
Ustadz Eki menjabarkan bahwa perjalanan menuntut ilmu, terutama menghafal Al-Quran, adalah sebuah maraton yang membutuhkan kekuatan fisik, mental, dan spiritual. Berikut adalah empat pilar yang harus dipegang teguh oleh setiap santri:
1. Harus Memperbanyak Sabar Seperti Sabarnya Benda Mati
Nasehat ini terdengar ekstrem, namun maknanya sangat dalam. Benda mati tidak pernah mengeluh, tidak pernah protes, dan tidak pernah bosan. Begitulah seharusnya kesabaran seorang penuntut ilmu. Sabar dalam mengulang-ulang hafalan, sabar saat menghadapi kesulitan, sabar saat merasa lelah, dan sabar dalam proses yang panjang tanpa menuntut hasil instan.
2. Minta Do'a ke Guru
Ilmu adalah cahaya dari Allah, dan salah satu wasilah (perantara) untuk mendapatkan keberkahannya adalah melalui doa tulus dari seorang guru. Jangan pernah segan untuk meminta didoakan. Ini adalah bentuk adab, pengakuan bahwa kita butuh pertolongan Allah, dan cara untuk menyambungkan hati kita dengan keberkahan ilmu yang dimiliki oleh guru.
3. Tidak Bersandar Kepada Diri Sendiri (Tidak Merasa Pintar)
Ini adalah pengingat untuk senantiasa rendah hati. Bahaya terbesar bagi penuntut ilmu adalah penyakit 'ujub, yaitu merasa bangga dan kagum dengan kemampuan diri sendiri. Begitu kita merasa "sudah pintar" atau "cepat hafal", saat itulah pintu ilmu bisa tertutup. Sandarkan semua kemampuan hanya kepada Allah, karena Dialah yang memberikan pemahaman dan kekuatan hafalan.
4. Belajar di Berbagai Tempat
Jangan membatasi diri untuk belajar hanya dari satu sumber. "Belajar di berbagai tempat" bermakna kita harus terbuka untuk mengambil hikmah dan ilmu dari berbagai guru dan majelis. Setiap guru memiliki keistimewaan dan cara penyampaian yang berbeda. Semakin banyak kita belajar, semakin luas wawasan kita dan semakin kita sadar betapa sedikitnya ilmu yang kita miliki.
Taujih dari Ustadz Eki Al-Hafidz ini menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh santri bahwa menghafal Al-Quran bukan hanya tentang kekuatan memori, tetapi juga tentang kekuatan sabar, adab, dan kerendahan hati. Semoga kita semua dimampukan untuk mengamalkan nasehat-nasehat berharga ini.
Nasehat nomor berapa yang paling menyentuh Anda? Mari berbagi di kolom komentar!
Posting Komentar untuk "Taujih Alumni STP 2 : Ustadz Eki, Al-Hafidz"
Posting Komentar